Ustaz Eko Paparkan 3 Tingkatan Level Ibadah
Ustaz Eko Mulyadi dalam ceramah singkatnya menyampaikan manusia kerap kali lupa terhadap hakikat ibadah. Ceramah beliau diutarakan di rutinan Kultum setelah sholat dzuhur berjamaah di Masjid Agung Al Baitul Amin Jember Selasa (19/03/2024). Beliau mengatakan bahwa ibadah tidak sekedar rukun dan syarat yang terpenuhi melaikan harus lebih dalam lagi yakni dapat diterima oleh Allah SWT.
“Hakikat ibadah tidak hanya kita mencukupi syarat dan rukun, memang secara fikih dapat dikatakan sah namun lebih dalam lagi apakah diterima oleh Allah SWT,” ungkap Ustaz Eko.
Beliau mengatakan bahwa landasan ibadah yang paling utama adalah niat. Seluruh ibadah pondasi dan tingkatannya menurut Ustaz Eko adalah berdasarkan hadist pertama di dalam Arbain Nawawi. Serta dari penjelasan beliau tolak ukur niat maka seorang hamba dapat dibagi menjadi 3.
“Melalui hadist Masyhur yakni Innamal A’malul bin niat seluruh tongkat ibadah kita kembali, kalau niatnya karena Allah maka seluruhnya kembali kepada Allah SWT dan sebaliknya jika bukan Allah maka sia-sia,”jelasnya.
Beliau menuturkan ada 3 tingkatan niat dalam diri seorang hamba; level seorang budak, level pedagang dan level seorang kekasih. Dalam tingkatan level ini menurutnya ukuran besar balasan seorang hamba ditentukan.
“Yang pertama level yang didentikan seorang budak yang beribadah dan berbuat amal hanya takut diberi sanksi, sebagaimana kita apakah kita beribadah kepada Allah hanya berharap untuk tidak disiksa di neraka atau tidar.”
Di tingkat kedua adalah level seorang pedagang yang hamya mencari untung sebanyak banyaknya dan mencari waktu serta moment tertentu untuk meraih untung yang lebih banyak. “Kalau yang kedua layaknya seorang pedagang yang mencari untung,apalagi di bulan Ramadhan jika di level dua bisa jadi lebih rajin dan tekun daripada bulan-bulan yang lain karena berperinsip untuk mencari untung yang banyak,” jelas beliau.
Di tingkat terkahir Ustaz Eko mengatakan adalah tingkat yang paling tinggi niat seorang hamba. Tingkat yang ketiga ini disebut dengan level seorang kekasih yang dapat tidaknya pahala dan dosa tidak menjadi perinsip utama melaikan didasarkan karena cinta dan mencari ridho Allah SWT.
Kisah Rabiah Al Adawiyah menjadi penutup ceramah Ustaz Eko dalam kultumnya. Ia bercerita mengenai sufi perempuan yang tengah malam membawa obor sendirian sehingga menimbulkan kebingungan kepada warga.
“Rabiah Al Adawiyah di tengah malam membawa sebuah obor di tangannya, warga kemudian bertanya lantas mengapa ia membawa obor, Rabiah menjawab ‘aku akan membakar surga dan neraka karena banyak orang yang beribadah karenanya’ inilah cinta yang tinggi beribadah disebabkan semata-mata Allah SWT,” pungkas beliau.
Penulis: Wildan Miftahussurur