Kampung SDGs di Jember adakan Halaqah Ramah Anak, Berikut Ulasannya
Pusat Pengembangan Kampung SDGs Indonesia bekerjasama dengan Pengurus Ranting Muslimat NU Sukorejo Bangsalsari Jember menyelenggarakan Halaqah Ramah Anak bertempat di Yayasan RDS Sukorejo dengan narasumber Hj. Ilis Mahbubah, M.Pd. (PC Fatayat NU Jember), Sugianto (Mahasiswa S2 UIN Sunan Kalijaga) dan KH. M. Misbahus Salam (Pengurus LAZISNU PBNU dan Ketua Pembina PPKSI).
Inilah point’ point penyampaian narasumber yang ditulis oleh Mahasiswa S2 UIN Sunan Kalijaga yang ikut hadir di forum Halaqah Ramah Anak .
Pertama materi Islam Dan Ramah Anak yang disampaikan oleh KH. M. Misbahus Salam. Ia menyampaikan bahwa Islam memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak sebagai amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Menurut ajaran Islam, anak-anak adalah titipan yang harus diberi kasih sayang, pendidikan, serta perlindungan. Orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa anak-anak mereka tumbuh dalam lingkungan yang aman, sehat, dan penuh kasih.
Hal ini bukan hanya demi kebaikan anak itu sendiri, tetapi juga untuk kebaikan masyarakat secara keseluruhan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa setiap orang tua harus memberikan pendidikan agama kepada anak-anak mereka sejak dini. Ada sebuah ungkapan pepatah “ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya”.
Dalam paparannya, KH. Misbahus Salam mengatakan bahwa ada 6 kedudukan anak dalam islam, diantaranya; anak merupakan amanah dari Allah, anak adalah Anugerah dari Allah, anak adalah ujian dan cobaan, anak sebagai generasi masa depan, anak sebagai penerus amal orang tuanya, dan anak sebagai mahluk independen.
Selain itu, KH. Misbahus Salam juga menyoroti mengenai Ramah anak dalam konteks SGGs. Dalam konteks ramah anak, SDGs sangat relevan karena beberapa tujuan langsung berkaitan dengan kesejahteraan dan hak anak. Misalnya, tujuan ke-4 yang fokus pada pendidikan berkualitas menggarisbawahi pentingnya memastikan bahwa semua anak memiliki akses ke pendidikan yang inklusif dan setara. Selain itu, tujuan ke-3 mengenai kesehatan dan kesejahteraan menekankan perlunya mengurangi angka kematian bayi dan anak, serta memperbaiki nutrisi dan kesehatan secara keseluruhan. Menciptakan lingkungan yang ramah anak berarti mengadopsi kebijakan dan praktik yang mendukung perkembangan fisik, mental, dan emosional anak, serta melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi hidupnya.
Dan akhir-akhir ini banyak peristiwa terjadi yang mengdhalimi anak, seperti Judi Online, Nikah tanpa wali, kekerasan seksual, Narkoba, korban perang dan bencana alam yang menimpa pada anak anak. Semua itu perlu perhatian dan solusi supaya anak dapat hidup layak dalam suasana kasih sayang.
Salah satu solusinya adalah mengamalkan tuntunan ajaran Agama dan penegakan Undang Undang No 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Ujar KH. Misbahus Salam
Kedua narasumber Hj. Ilis Mahbubah yang menyoroti dari sisi pendidikan anak Halaqah Ramah anak yang menjadi program Kampung SDGs ini mempunyai nilai positif terhadap keberlanjutan ilmu pengetahuan, terutama pada persoalan pendidikan ibu terhadap anaknya. Pendidikan ibu memegang peranan penting dalam perkembangan anak, baik dari segi akademik maupun sosial. Seorang ibu yang terdidik cenderung lebih mampu menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak-anaknya.Hal ini termasuk dalam menyediakan akses buku, alat tulis, serta memberikan bimbingan belajar yang memadai.
Dengan demikian, anak-anak dari ibu yang berpendidikan umumnya memiliki prestasi akademik yang lebih baik.
Selain aspek akademik, pendidikan ibu juga berpengaruh besar pada kesehatan anak. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan dan gizi cenderung lebih mampu menjaga pola makan anak yang seimbang dan sehat. Mereka lebih peka terhadap tanda-tanda penyakit dan lebih cepat mengambil tindakan yang diperlukan, baik berupa pencegahan maupun pengobatan. Hal ini berdampak pada tumbuh kembang anak yang lebih optimal.
Lebih lanjut, Nyai Hj. Ilis Mahbubah selalu pengurus PC Fatayat NU Jember mengungkapkan bahwa ibu yang berpendidikan juga memiliki keterampilan parenting yang lebih baik. Ibu yang berpendidikan juga lebih memahami pentingnya memberikan kasih sayang, perhatian, serta dukungan emosional kepada anak. Anak-anak yang tumbuh dengan dukungan emosional yang kuat dari ibu cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan kemampuan sosial yang baik. Hal tersebut membantu anak berinteraksi dengan baik di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Terakhir, pendidikan ibu juga memiliki dampak jangka panjang bagi masyarakat. Ibu yang berpendidikan cenderung menginspirasi anak-anaknya untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, pendidikan ibu yang bagus akan menciptakan siklus positif dimana generasi berikutnya terus meningkatkan standar pendidikannya. Sehingg akan berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan masyarakat yang lebih maju dan sejahtera, pungkasnya.
Ketiga narasumber dari Mahasiswa S2 UIN Sunan Kalijaga, Sugianto menyampaikan bahwa Halaqah ramah anak merupakan konsep diskusi yang didesain khusus untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak.
Dalam halaqah ini, hadir berbagai masyarakat untuk berpartisipasi aktif, menyuarakan pendapat, dan berbagi pengalaman dalam suasana yang penuh kasih sayang dan perhatian. Salah satu tujuan utama dari halaqah ramah anak adalah untuk memastikan bahwa setiap anak merasa diterima dan dihargai, tanpa adanya diskriminasi atau perlakuan tidak adil. Ada lima poin penting yang harus diaplikasikan oleh orang tua dalam mendidik anak. Hal ini di ungkapkan oleh Sugianto selaku Narasumber Dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, diantaranya ialah; Pentingnya keamanan fisik kepada anak, membangun emosional anak yang baik, menciptakan kesehatan anak yang bagus, memberikan pendidikan kepada anak dengan berkualitas, serta mewujudkan lingkungan sosial yang harmoni.
Selain itu, menciptakan ruang bagi anak untuk belajar dan berkembang secara optimal, baik secara intelektual maupun emosional. Ada tiga manfaat dari halaqah ramah anak yang penting untuk dipahami. Pertama, anak bisa belajar berkomunikasi secara efektif dan menghargai pandangan orang lain, yang merupakan keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, anak dapat mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk berpikir kritis melalui partisipasi aktif dalam diskusi. Ketiga, anak juga membantu memperkuat ikatan sosial di antara anak-anak, membangun rasa komunitas dan solidaritas. Oleh karena itu, hadirnya halaqah ramah anak dapat berkontribusi pada perkembangan individu setiap anak serta pembentuk generasi yang lebih sadar, peduli, dan berdaya dalam masyarakat.
Msibahus Salam