EnsiklopediaSosok

KH. Musleh Adnan: Penceramah Penuh Bobot dan Jenaka Kelahiran Jember

Saya termasuk penikmat ceramah kiai kondang dari Madura, Kiai Musleh Adnan. Ceramahnya berbobot dan aktual sesuai dengan masalah-masalah kekiniaan tapi disampaikan dengan penuh jenaka. Karena kejenakaan itu, orang-orang yang sedang diceramahi meski tampak dikritik tapi tetap tertawa,

Kelebihan Kiai Musleh bukan hanya lucu tetapi ia tetap mencoba melakukan transfer ilmu pada jamaah. lucu tapi berbobot. itu berat tak semua orang bisa melakukannya.

Materi ceramahnya juga cukup variatif. tidak monoton. meski kadang ada pengulangan. Tapi tak sering. saya memakluminya. jangankan muballigh, akademisi yang doktor saja kadang melakukan pengulangan materi saat seminar (padahal jadwal seminarnya tak sefull jadwal ceramah para muballigh).

Dengan jadwal yang padat sekali (bahkan konon jadwal beliau full hingga 2026) sangat maklum jika ada materi yang diulang. sekali lagi, itu maklum adanya.

Menarik Kiai Musleh kerap mengutip referensi dari kitab kuning dan para ulama dan membahasakannya dengan akrab, mudah sesuai daya tangkap masyarakat awam.

Saya yakin ia seorang pembaca yang tekun. yang dibaca bukan hanya kitab tetapi tulisan-tulisan di medsos. bukankah di medsos kita berseliweran tulisan-tulisan bagus yang referensial? ya! benar sekali.

Humor Kiai Musleh memang segar. sebagai santri sekaligus orang dengan kultur Madura ia paham betul bagaimana menyusun humor yang baik. sebagaimana saya bilang berkali-kali bahwa membuat humor itu tak mudah. humor butuh ilmu. humor yang dibuat tanpa ilmu akan garing. alih-alih lucu yang ada justru menyakiti. Body shaming, seksis, menyakiti perasaan  dan segenap aib dalam dunia humor.

Tapi Kiai Musleh tidak (atau saya belum menemukan). Humor yang ia bikin justru kadang mengajak kitab muhasabah. meledek kealpaan pada diri.

Humor beliau makin segar karena ia tahu tren yang sedang berkembang. ia tahu apa yang sedang viral di Facebook. ia juga tahu yang sedang Fyp di Tiktok. perpaduan itulah yang membuat jamaah begitu senang mengikuti ceramah-ceramahnya.

kelebihan lainnya, kiai asal Jember ini mencoba akrab dengan audien. ia dekat, sama persis seperti orang-orang yang mendengar ceramahnya; sama-sama manusia biasa, orang biasa, banyak dosa dan lain sebagainya. Ia tak tampil pura-pura hebat, seperti tak punya dosa.

Audien tentu simpati. Mereka tak merasa diceramahi dan digurui. ceramah-ceramah Kiai Musleh meski kadang ada kritik internal dianggap nasehat seorang kawan dekat.

Lebih dari itu, saya bersyukur sebab Kiai Musleh menjadi semacam “magnet” bagi warga Madura dan Tapal Kuda. “ia pengendali” sosial ribuan orang. pengajiannya full dan padat. di pondoknya ia membuka kajian jamaahnya ribuan. di Youtube ceramahnya dicari. dalam posisi itu, beliau adalah “pengendali”.

Dan kita bersyukur “pengendali”nya adalah seorang santri, wawasan keagamannya moderat, full senyum, rileks, santai dan membangun harmoni dalam beragama. ciri khas keberagamaan orang Madura sejak dulu.

Saya yang saban hari babak belur dengan setumpuk kerjaan, dikejar deadline dan ditambah asam lambung yang selalu mengintai kerap membutuhkan refresing. Dan mendengarkan ceramah Kiai lulusan Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton itu saya mendapatkan relaksasi: Relaksasi dalam beragama. Saya dapat joke sekaligus ilmu, dapat ilmu sekaligus joke.

Semoga Kiai Musleh terus sehat dan bisa menemani umat untuk beragama yang full senyum.

Penulis: Ahmad Husain Fahasbu, Penulis, Alumnus Mahasantri Mahad Aly Situbondo & Dosen Ma’had Aly Nurul Jadid, Paiton.

Editor: Wildan Miftahussurur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *