Artikel

Anjuran Mendoakan Baik kepada Pemimpin yang Zalim

Dalam salah satu kitabnya “Da’watu tammah”, Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alawy al Haddad menjelaskan tentang sikap yang semestinya dilakukan rakyat terhadap seorang pemimpin:

ومهما كان الولي مصلحا حسن الرعاية جميل السيرة كان على الرعية أن يعينوه بالدعاء له و الثناء عليه بالخير

Artinya: “Jika seorang pemimpin membawa kemaslahatan untuk rakyat, bersungguh-sungguh dalam memberi perhatian kepada mereka, dan mempunyai kinerja yang bagus, maka rakyat harus membantunya dengan berdoa untuknya serta memberikan pujian atas kinerjanya yang bagus.”

Namun, jika seorang pemimpin melakukan hal sebaliknya; mendatangkan kerusakan dan mafsadat yang buruk atau bahkan membuat kezaliman terhadap rakyat dan negaranya yang dipumpunya sendiri?

ومهما كان مفسدا مخلطا كان عليهم ان يدعوا له بالصلاح والتوفيق و الاستقامة وألا يشغلوا ألسنتهم بذمه والدعاء عليه فإن ذلك يزيد في فساده واعوجاجه ويعود وبال ذلك عليهم.

Artinya: Jika ia membawa kerusakan, mencampur aduk antara kebenaran dan kebatilan, maka kewajiban kita sebagai rakyat adalah mendoakannya semoga Allah segera memperbaiki keadaan pemimpin kita itu, memberi ia petunjuk kepada jalan yang benar, dan memberinya sifat istikamah dalam hal-hal yang diridhai oleh Allah dalam menjalankan kepemimpinannya. Dan janganlah kita (rakyat) sibuk mencela dan berdoa buruk atas dirinya, karena itu semua malah akan menambah kerusakan dan kezalimannya dan tentu kita sendiri yang akan merasakan dampak-dampaknya.

Wal hasil, pemimpin negara kita ini tak sama sekali dengan Fir’aun; dia muslim sedangkan Fir’aun tidak, dia punya wakil seorang ulama sedangkan Fir’aun tidak, dia dekat dengan para ulama, sementara Fir’aun memusuhi bahkan hendak membunuh Nabi Musa dan Harun, Fir’aun jelas pemimpin yang zalim dan namanya termaktub sebagai orang yang dilaknat dan abadi di neraka.

Andaikata, pemimpin kita adalah orang zalim, maka petuah Al-Imam al-Hadad dapat menjadi rujukan bagi kita, yaitu bahwa dalam kondisi ini rakyat semestinya mendoakan yang baik kepadanya semoga mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah Swt., bukan malah menjadi angket provokasi yang merugikan publik atau malah menjatuhkan diri sendiri, apalagi mempersamakan seorang muslim dengan pemimpin yang bukan muslim, bagaimanapun identitas islam jauh utama dibanding prestasi yang telah dibuat. الاسلام يعلو ولا يعلى عليه

 Oleh: K. Asep Jamaluddin Azzahied, Pengajar Pondok Pesantren An-Nur H.A Jember, Dewan Pengurus FMAA Jember, dan Dosen Ma’had Aly Nurul Qarnain.

Editor: Wildan Miftahussurur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *