Berita

PMII Komisariat IAIN Jember Ikut Meriahkan Harlah NU Ke-95 di MWCNU Jenggawah

Jenggawah – Peringatan Harlah NU ke-95 di MWCNU Jenggawah dihadiri dan dimeriahkan oleh organisasi kemahasiswaan yang lahir dari NU yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Pada saat itu, PMII Komisariat IAIN Jember yang sedang melaksanakan Rapat Tahunan Komisariat (RTK) di Aula MWCNU Jenggawah mengambil peranan dalam suksesnya acara.

“MCnya dari kami, dan juga paduan suaranya dari kader-kader kami,” ungkap Moh. Nurul Hidayah selaku Ketua PMII Komisariat IAIN Jember.

Selanjutnya, pria yang akrab dipanggil Alunk itu menambahkan, “Kehadiran kami dalam peringatan harlah NU ini selain untuk menyambung ikatan silaturahmi juga sebagai bukti bahwa kami yang statusnya independen dari NU juga berlandasan amaliyah ahlissunnah waljama’ah annahdliyah”

Selain itu, para pengurus dan beberapa kader PMII Komisariat IAIN Jember dengan khidmah mendengarkan ngaji bareng kitab Hujjah Ahlussunnah Wal jamaah karya KH. Ali Maksum yang diisi oleh Tim Aswaja Center dan tausiyah dari Rais Syuriah MWCNU Jenggawah.

“Beberapa catatan penting di tengah acara ini selain bisa menambah relasi juga banyak wawasan yang kami dapatkan dari nasihat-nasihat dan kalam hikmah dari para tokoh MWCNU Jenggawah,” imbuhnya.

Selanjutnya, Ketua PMII Komisariat IAIN Jember menyampaikan bahwa tema yang diambil sangat sesuai dengan agenda rutinan kami, tahlilan setiap malam Jumat di rayon-rayon.

Tim Aswaja Center, Ustadz Tantowi menegaskan bahwa dengan hadirnya para mahasiswa-mahasiswa PMII dalam ngaji bareng seperti ini akan menambah kekuatan paham-paham Aswaja di lingkungan kampus. “Kami bersyukur di sini juga hadir mahasiswa-mahasiswa, karena kampus-kampus saat ini sering menjadi ladang radikalisasi, maka PMII sebagai perwakilan kami (red: NU) dan agen Aswaja di kampus harus membekali serta memperdalam kitab-kitab Aswaja karya para ulama NU,” tambahnya.

Ustad Tantowi, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa orang-orang di luar NU sering menganggap bahwa kita-kita tidak rasional, maka ini penting kami mengkaji bab pertama dalam kitab Hujjah Ahlussunnah Wal jamaah, yakni tentang sampainya pahala kepada mayit.

“Intinya ada dasarnya, setiap tradisi yang dilakukan oleh warga Nahdliyin itu dasarnya, bacaan ayat Al-Qur’an dan shadaqah, dengan beberapa dalil yang ada dalam kitab ini, baik berupa hadits, para ulama’, bahkan para ulama’ yang menjadi panutan orang-orang di luar NU”, tegas Ustad Hisnu, salah satu tim Aswaja Center yang lain.

Selain itu, Ketua Tanfidiyah MWCNU Jenggawah Ustad Sucipto, M.Pd.I menjelaskan tentang kategori penganut Ahlussunnah Wal Jamaah di antara salah satunya adalah tidak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah.

Lebih lanjut, Ketua Komisariat PMII IAIN Jember menambahkan bahwa dalam konteks akademis mendengar kategori yang disampaikan oleh Ustad Sucipto lebih mengklasifikasikan kategori pemberontakan yang dimaksud seperti halnya melakukan giringan opini negatif tanpa landasan. “Di sisi lain, ada waktu dimana kita juga perlu mengkritik pemerintah dalam hal pelaksanaan tugas dan wewenang. Dan hal seperti ini kami rasa bukan memberontak, melainkan menjalankan amar ma’ruf nahi munkar sesuai dengan metode masing-masing,” pungkasnya.

Pewarta : Faiq Al Himam (MWCNU Jenggawah)

Editor : Moh. Abd. Rauf 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *