Artikel

Siap Jadi Backbone NU, Kepengurusan Baru LTN NU Jember Bidik Kalangan Milenial

Pengurus Cabang Lembaga Ta’lif wan Nasyr – Nahdlatul Ulama (LTN NU) Jember bertekad akan lebih proaktif dalam mewarnai dan menyemai gagasan keislaman di media sosial. Hal ini sesuai dengan perkembangan zaman di mana media sosial menjadi wahana strategis untuk menyebarkan gagasan atau ideologi. Hal itu disepakati dalam rapat kedua PC LTN NU Jember yang dilakukan pasca pelantikan seluruh pengurus PC NU Jember dan jajaran lembaga dan banom di bawahnya. Pelantikan bersama itu dilakukan pada 6 Februari 2020 lalu di kampus Universitas Jember (Unej). Pengambilan sumpah dilakukan langsung oleh Ketua Umum PB NU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj.

“Pengurus PC LTN NU Jember saat ini berasal dari beragam latar belakang, baik profesi, keilmuan dan sebagainya. Sehingga diharapkan bisa saling bersinergi untuk menjalankan misi utama terbentuknya LTN, yakni ta’lif (penerjemahan kitab) dan Nasyr (penyampaian),” ujar Ketua Umum PC LTN NU Jember, Muhammad Fauzinuddin Faiz pada Sabtu (15/02).

Diakui Faiz, terbentuk awalnya LTN sebagai salah satu organ lembaga di bawah struktur NU, adalah dalam bidang kajian terkait literasi -khususnya kitab kuning. Hal ini dilakukan pasca Muktamar NU ke 27 tahun 1984 di Situbondo yang menjadi embrio kelahiran LTN NU.

“Program terkait kitab kuning tetap menjadi salah satu garapan utama dari LTN NU Jember. Ini direalisasikan pada salah satu program kerja kita yang sudah kita laksanakan pada awal November 2019, yakni beberapa minggu setelah kepengurusan terbentuk, dan bahkan belum dilantik. Saat itu, kita menggelar bedah Kitab, karya salah satu pengurus kita, Dr. Mirhabun Nadir (Gus Nadir), yang berjudul Bi Hubbin Nabi, yakni tentang sisi lain kehidupan Nabi yang belum banyak diketahui masyarakat. “Alhamdulillah antusiasme masyarakat cukup baik, karena kita kemas dalam format yang mudah dipahami masyarakat awam, ditambah dengan hadirnya Komisioner KPK waktu itu (Dr. Nurul Ghufron) membuat kalangan milineal antusias hadir dan menyimak hingga akhir acara”, jelas pria yang juga dosen  Usul Fikih di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Jember ini.

Kajian kitab kuning selama ini menjadi jantung tradisi keilmuan NU. Meski demikian, program kerja LTN NU Jember selama empat tahun ke depan, nantinya tidak hanya akan berkutat di seputar kitab kuning semata.

“Kita akan menjadi backbone (tulang punggung) dari penyebaran arus informasi terkait NU di Jember. Melalui dunia digital, sehingga lebih mudah dipahami masyarakat luas, khususnya generasi milenial,” papar Faiz.

Saat ini, LTN NU Jember juga tengah mematangkan website khusus yang akan men-syiarkan khazanah keilmuan Aswaja (Ahlussunnah wal Jamaah). Syiar melalui website tersebut akan dikemas dalam format yang mudah dipahami masyarakat awam, termasuk generasi milenial yang sudah amat lekat dengan dunia digital. Adapun akun media sosial, yakni instagram, sudah sejak beberapa bulan terakhir diaktifkan oleh LTN NU Jember, yakni dengan akun @ltn_nujember.

“Program LTN NU Jember harus menyentuh kalangan milenial. Sehingga tuntutannya tidak hanya bergerak pada qolam (tulis) tapi juga kalam (lisan),” tambah Faiz.

Dalam konteks saat ini, kalam bisa direalisasikan dalam bentuk audiovisual. Karena itu, lanjut Faiz, konten-konten NU yang bercirikan Islam tawasuth (pertengahan, tidak liberal dan juga tidak fanatik fundamental) harus dikemas dengan cara kekinian dan mudah dipahami oleh banyak kalangan.

“Karena itu sedang kita rancang pengemasan syiar tidak hanya dalam bentuk tulisan, tetapi juga dalam bentuk audio visual seperti youtube, atau juga podcast. Dan hal itu sudah terwadahi dalam bentuk lima bidang yang ada dalam struktur kepengurusan kita,” papar pria yang juga staf pengajar di YASPPIBIS, Wuluhan, Jember ini.

Selain itu, LTN NU Jember juga siap bersinergi untuk menjadi media penyebaran dari seluruh organ di PC NU Jember, termasuk lembaga/banom hingga struktur ranting. “Karena kepengurusan NU di Jember ini luar biasa, sehingga akan sangat sayang jika kajian atau informasi berharga di dalamnya, tidak tersemai secara luas, melalui media sosial misalnya. Sekarang sedang kita matangkan komunikasi dengan beberapa pihak, seperti antar lembaga di PCNU, MWC NU, maupun banom seperti IPNU-IPPNU,” jelas Faiz.

Salah satu garapan besar lain yang sedang dirancang saat ini, juga terkait sejarah NU di Jember dan naskah buku  ensiklopedia Ulama Jember. Literasi terkait hal itu dirasa masih kurang. Padahal, jejak sejarah para masyayikh NU bisa menjadi keteladanan yang memotivasi generasi muda saat ini. “Untuk hal itu, kita sangat mengharapkan Sinergi dengan banyak pihak,” pungkas Faiz, yang juga pernah pengalaman menulis trilogi buku Mbah Kiai Syafa’at : Bapak Patriot dan Imam Al-Ghazalinya Tanah Jawa ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *