Stop Anti-pati kepada Anjing!, Berikut 10 Sifat Teladan Anjing bagi Orang Mukmin
Dalam Fikih, anjing dan babi dikatakan sebagai najis mugholadzah atau najis berat setiap badan kita yang berkontak kepada kedua hewan tersebut wajib untuk dibasuh sebanyak 7 kali yang salah satu dari basuhan tersebut harus dicampur dengan debu. Terlebih banyak terjadi penyakit berbahaya yang ditularkan oleh anjing dan babi kepada manusia.
Dari hal itulah sering kali didapati kaum muslimin begitu anti-pati kepada kedua hewan di atas, terlebih kepada anjing yang dianggap berbahaya karena memiliki sifat yang kurang bersahabat kepada selain pemiliknya, akan tetapi kita tidak menyadari Islam sama sekali tidak memberikan hak kebencian kepada anjing yang sama-sama mahluk ciptaan terlebih Allah Swt. Memberikan titah kepada umat muslim agar saling mengasihani.
Salah satu bukti kebesaran Allah Swt kepada anjing adalah kisah dari Ashabul Kahfi; 9 pemuda beriman yang tidur di gua dengan dijaga oleh peliharaan mereka yaitu seekor anjing yang dikenal memiliki nama Qimtir. Kisah ini tertuang di dalam Al-Qur’an:
سَيَقُوْلُوْنَ ثَلٰثَةٌ رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْۚ وَيَقُوْلُوْنَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًاۢ بِالْغَيْبِۚ وَيَقُوْلُوْنَ سَبْعَةٌ وَّثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ ۗقُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَّا يَعْلَمُهُمْ
اِلَّا قَلِيْلٌ ەۗ فَلَا تُمَارِ فِيْهِمْ اِلَّا مِرَاۤءً ظَاهِرًا ۖوَّلَا تَسْتَفْتِ فِيْهِمْ مِّنْهُمْ اَحَدًا ࣖ
“Kelak (sebagian orang) mengatakan, “(Jumlah mereka) tiga (orang). Yang keempat adalah anjingnya.” (Sebagian lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) lima (orang). Yang keenam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap yang gaib. (Sebagian lain lagi) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh (orang). Yang kedelapan adalah anjingnya.” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka. Tidak ada yang mengetahui (jumlah) mereka kecuali sedikit.” Oleh karena itu, janganlah engkau (Nabi Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali perbantahan yang jelas-jelas saja (ringan). Janganlah engkau minta penjelasan tentang mereka (penghuni gua itu) kepada siapa pun dari mereka (Ahlulkitab). (Al Kahfi: 22).
Selain itu, banyak riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah Saw sering menggunakan anjing untuk berburu dan tidak melarang bagi kaum muslimin untuk memeliharanya sebagai penjaga kebun atau gudang harta benda.
Selain itu, dalam diri anjing juga tertuang banyak sifat baik yang dapat menjadi cermin bagi manusia untuk dicontoh terlebih bagi kaum muslim. Adapun sifat-sifat tersebut dijelaskan oleh Syaikh Nawawi al Bantani di dalam kitabnya Kasifatus Syaja’ Syarah Matan Safinatun Naja:
(حكمة) ﻓﻲ ﺍﻟﻜﻠﺐ ﻋﺸﺮ ﺧﺼﺎﻝ ﻣﺤﻤﻮﺩﺓ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﻤﺆﻣﻦ ﺃﻥ ﻻ ﻳﺨﻠﻮ ﻣﻨﻬﺎ: ﺃﻭﻟﻬﺎ: ﻻ ﻳﺰﺍﻝ ﺟﺎﺋﻌﺎً ﻭﻫﺬﻩ ﺻﻔﺎﺕ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ. ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ: ﻻ ﻳﻨﺎﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺇﻻ ﻗﻠﻴﻼً ﻭﻫﺬﻩ ﻣﻦ ﺻﻔﺎﺕ ﺍﻟﻤﺘﻬﺠﺪﻳﻦ. ﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ: ﻟﻮ ﻃﺮﺩ ﻓﻲ ﺍﻟﻴﻮﻡ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓ ﻣﺎ ﺑﺮﺡ ﻋﻦ ﺑﺎﺏ ﺳﻴﺪﻩ ﻭﻫﺬﻩ ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺎﺕ ﺍﻟﺼﺎﺩﻗﻴﻦ. ﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ: ﺇﺫﺍ ﻣﺎﺕ ﻟﻢ ﻳﺨﻠﻒ ﻣﻴﺮﺍﺛﺎً ﻭﻫﺬﻩ ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺎﺕ ﺍﻟﺰﺍﻫﺪﻳﻦ. ﺍﻟﺨﺎﻣﺴﺔ: ﺃﻥ ﻳﻘﻨﻊ ﻣﻦ ﺍﻷﺭﺽ ﺑﺄﺩﻧﻰ ﻣﻮﺿﻊ ﻭﻫﺬﻩ ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺎﺕ ﺍﻟﺮﺍﺿﻴﻦ. ﺍﻟﺴﺎﺩﺳﺔ: ﺃﻥ ﻳﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ ﻛﻞ ﻣﻦ ﻳﺮﻯ ﺣﺘﻰ ﻳﻄﺮﺡ ﻟﻪ ﻟﻘﻤﺔ ﻭﻫﺬﻩ ﻣﻦ ﺃﺧﻼﻕ ﺍﻟﻤﺴﺎﻛﻴﻦ. ﺍﻟﺴﺎﺑﻌﺔ: ﺃﻧﻪ ﻟﻮ ﻃﺮﺩ ﻭﺣﺜﻲ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺘﺮﺍﺏ ﻓﻼ ﻳﻐﻀﺐ ﻭﻻ ﻳﺤﻘﺪ ﻭﻫﺬﻩ ﻣﻦ ﺃﺧﻼﻕ ﺍﻟﻌﺎﺷﻘﻴﻦ. ﺍﻟﺜﺎﻣﻨﺔ: ﺇﺫﺍ ﻏﻠﺐ ﻋﻠﻰ ﻣﻮﺿﻌﻪ ﻳﺘﺮﻛﻪ ﻭﻳﺬﻫﺐ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮﻩ ﻭﻫﺬﻩ ﻣﻦ ﺃﻓﻌﺎﻝ ﺍﻟﺤﺎﻣﺪﻳﻦ. ﺍﻟﺘﺎﺳﻌﺔ: ﺇﺫﺍ ﺃﺟﺪﻱ ﻟﻪ ﺃﻱ ﺃﻋﻄﻲ ﻟﻪ ﻟﻘﻤﺔ ﺃﻛﻠﻬﺎ ﻭﺑﺎﺕ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻫﺬﻩ ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺎﺕ ﺍﻟﻘﺎﻧﻌﻴﻦ. ﺍﻟﻌﺎﺷﺮﺓ: ﺃﻧﻪ ﺇﺫﺍ ﺳﺎﻓﺮ ﻣﻦ ﺑﻠﺪ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﻟﻢ ﻳﺘﺰﻭﺩ ﻭﻫﺬﻩ ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺎﺕ ﺍﻟﻤﺘﻮﻛﻠﻴﻦ ﺍﻧﺘﻬﻰ
Sebuah Hikmah, di dalam diri anjing terdapat 10 sifat terpuji yang layak bagi umat muslim untuk tidak kosong (memiliki) sifat tersebut di dalam dirinya:
Pertama, Anjing selalu lapar, ini merupakan sifat-sifat dari orang-orang shalih.
Kedua, Ia tidak tidur kecuali hanya sebentar sebagaimana merupakan sifat dari Mujatahidin yang gemar menghidupi malam mereka dengan beribadah kepada Allah dan memperluas keilmuannya.
Ketiga, andaikata ia diusir 1000 kali dalam sehari ia tidak akan pergi dari pintu pemiliknya ini merupakan sifat dari orang-orang yang jujur. Mereka senantiasa mempertahankan sifat jujur mereka kendati pun banyak cemoohan atau dorongan untuk berbohong.
Keempat, jikalau pemiliknya meninggal, anjing tidak akan mencari atau meminta warisan, sifat ini merupakan cermin dari orang-orang yang zuhud. Mereka tidak telalu terlena dengan kehidupan dunia, senantiasa beribadah semata-mata Allah Swt dan tidak mencari keuntungan duniawi.
Kelima, anjing akan menerima tempat atau ketentuan sekalipun itu adalah tempat paling rendah di muka bumi, ini merupakan sifat-sifat dari orang-orang yang ridha. Ridha dan rela penuh kesabaran atas ketentuan takdir Allah Swt sekalipun harus terjatuh di takdir dan keadaan yang paling rendah.
Keenam, Ia akan melihat setiap orang yang lewat hingga diberikan sesuap makanan ini merupakan akhlak dari orang-orang miskin yang senantiasa berusaha sepenuh tenanga untuk bekerja agar dapat menghidupi diri dan keluarganya.
Ketujuh, andaikata ia dilembar tanah maka anjing tidak akan marah dan dendam sebagaiamana sifat dari para kekasih yang menerima segala perlakuan dari kekasihnya kendatipun itu pahit dan menyakitkan.
Kedelapan, jika tempatnya digusur atau dikuasai oleh mahluk lain, maka anjing akan berpindah ke tempat yang lainya sebagaimana sifat dari orang-orang yang pemuji yang akan berlapang dada dan menjaga wibawanya.
Kesembilan, apabila anjing diberikan makananan yang hanya sesuap maka menerima dan memakananya seperti sifat dari orang-orang yang qanaah atas segala pemberian Allah Swt tanpa tamak dan banyak maunya untuk mencari yang berlebih.
Kesepuluh, jikalau anjing berpergian maka ia tidak akan membawa bekal sedikit pun sebagaimana sifatnya orang yang bertawakal atas Allah Swt. Mereka percaya atas segala kebutuhannya akan senantiasa dijamin.
Demikianlah 10 sifat-sifat anjing yang disarikan dari Syaikh Nawawi al Bantani dapat dipetik hikmah dan dicontoh oleh kaum muslimin untuk menjadi teladan di muka bumi ini.
Oleh: Wildan Miftahussurur, Alumnus Ma’had Aly Nurul Qarnain Jember.
*Dikutib dari Syaikh Nawawi Al Bantani di Kitab Kasifatus Saja fi Syarhi Matan Safinatun Naja (Maktabah Anwariah halaman 79).