Artikel

Kapita Selekta NU, Peran Serta NU Dalam Membangun Perdamaian Dunia

Begitu mulianya para masyayih pendiri NU dalam meletakkan pondasi perjuangan NU yang bercita cita untuk mengokohkan Ukhuwah Basyariyah di muka bumi ini. Ketika masih dalam penjajahan, ukhuwah basyariyah Oleh para masyayih dipergunakan untuk mengokohkan persatuan rakyat dari semua lapisan agar memiliki rasa saling menyayangi, saling membantu dan saling mengokohkan guna mengisi penjajah. 

Dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU), kata ukhuwah ini memiliki kekhasan dan sejarah yang panjang. Salah satu tokoh NU, Kiai Ahmad Shiddiq memperkenalkan tentang ukuhuwah ini dengan triloginya. 

Konsep trilogi ukhuwah terdiri dari ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan dalam ikatan kebangsaan) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama umat manusia).

Trilogi ukhuwah diperkenalkan oleh KH Ahmad Siddiq menjalang Muktamar ke 28 di Krapyak Yogyakarta. Beliau ingin ingin menyatukan ukhuwah islamiyah, nasionalisme dan pluralisme. Konsep besar yang ingin dibangun oleh beliau adalah hubungan baik antara, masyarakat, agama dan  negara.

Pertama, Ukhuwah Islamiyah yaitu konsep persaudaraan sesama muslim. Konsep ini dalam kehidupan merupakan modal untuk melakukan pergaulan sosial antar umat Islam. Dengan modal ini, maka perbedaan-perbedaan yang tidak prinsip antar umat Islam tidak perlu menjadi perpecahan. Konsep ini menjadikan hubungan antar umat Islam menjadi harmonis dan mampu menjadi kekuatan besar untuk bersama sama membumikan nilai nilai Islam 

Kedua, ukhuwah wathaniyah. Konsep ini berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ukhuwah Wathoniyah  ini merupakan modal dasar untuk melakukan pergaulan sosial dan dialog dengan pelbagai komponen bangsa Indonesia yang tentu saja tidak terbatas pada satu agama semata. Namun lebih dari itu, ukhuwah wathaniyah adalah sebuah komitmen persaudaraan antar seluruh masyarakat yang terdiri dari bermacam-macam agama, suku, bahasa dan budaya.

Ketiga, ukhuwah basyariyah atau ukhuwah insaniyah. Maksud dari konsep ukhuwah basyariyah adalah sebuah prinsip yang dilandasi bahwa sesama manusia adalah bersaudara karena berasal dari ayah dan ibu yang satu, yakni Adam dan Hawa. 

Hubungan persaudaraan merupakan kunci dari semua persaudaraan, terlepas dari status agama, suku bangsa atau pun sekat geografis, karena nilai utama dari persaudaraan ini adalah kemanusiaan. 

Semua gagasan besar KH Ahmad Siddiq di atas  menjadi landasan utama NU dalam membangun perdamaian dunia yang selalu dilakukan oleh para tokoh struktural NU maupun yang lain. Ke berperan an NU menjadi bukti nyata bahwa NU cinta damai, NU rohmatan lil alamin dan NU ngayomi semua golongan. NU mendunia bersama ajaran dan pemikiran Islam yang moderat. 

Islam yang moderat adalah Islam yang bersikap toleran, menghargai pendapat lain yang berbeda, selama pendapat tersebut tidak sampai pada jalur penyimpangan. Karena sesungguhnya perbedaan itu adalah sesuatu yang niscaya. Intinya sikap toleran adalah sikap yang terbuka dan tidak menafikan yang lainnya.

NU memberikan ajaran Islam yang Humanis. artinya Nilai Humanis Islam adalah ajaran yang mementingkan kemaslahatan umat sebagai tujuan sentral. Humanisme Islam juga di fahami sebagai agama yang memusatkan dirinya pada keimanan pada Tuhan, sekaligus mengarah perjuangannya pada kemuliaan peradapan manusia.

Bukti nyata NU memiliki Andil dalam perdamaian dunia adalah:

1. Langkah Gus Dur mengajak para pemimpin agama se Dunia melakukan diskusi membahas masalah masalah agama, sosial dan perdamaian  yang terjadi di beberapa belahan dunia.

2. KH Hasyim Muzadi di forum ICIS menggelar konferensi yang melibatkan para ulama Timur Tengah untuk mencari solusi perdamaian di Timur Tengah yang tak henti hentinya berkecamuk.

3. Melakukan konferensi Islam negara ASEAN di Bali Tahun 2022.

4. Di dirikannya Pengurus Cabang NU luar negeri sebagai bentuk kongkrit upaya untuk membawa Islam Rohmatan lil Alamin pada negara negara di dunia.

Begitu hebatnya para masyayih NU dulu dalam merumuskan kerangka perjuangan agama yang begitu visioner dan universal. Kita semua patut bangga dan bersyukur ternyata kita ber NU bukan taqlit buta, tetapi kita telah berada di jalan yang benar sesuai dengan tuntunan para kyai, yang sanatnya sampai pada Rosulullah SAW runtut.

Semua pejuang NU yang melanjutkan perjuangan para kyai dan masyayih, semoga selalu dalam lindungan dan ridlo Allah SWT. 

Oleh: HM BASORI M.Si (Instruktur PW ANSOR Jawa Timur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *