Sambangi Ponpes Nurul Qarnain, Berikut Cerita dan Pesan Menteri Polhukam kepada Santri
Menteri Polhukam, Bapak Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, S.H., S.U., MI.P., melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Nurul Qarnain bersama dengan rombongannya. Kehadiran Dr. Mahfud ini pun disambut hangat oleh KH. Yazid Karimullah. Sebagai simbolis jamuan kehangatan, KH. Yazid Karimullah menyematkan sorban putih kepada menteri Polhukam saat tiba di Pesantren, Senin (24/09/2023).
Bersama dengan KH. Yazid Karimullah, Pak Mahfud panggilan sapaan Menteri Pohukam ini melaksanakan diskusi ringan serta dilanjutkan sholat berjamaah bersama dengan pengasuh. Setelahnya, beliau langsung ke auditorium untuk memberikan kuliah umum kepada Mahasantri Ma’had Aly, Mahasiswa STIS dan seluruh dewan guru dan dosen.
Pak Mahfud membuka pidatonya dengan sempilan candaan, “Alhamdulillah saya sudah 3 kalinya sekarang ke Pondok Pesantren Nurul Qarnain, pertama saya datang 2003, tapi saya lihat KH. Yazid Karimullah masih awet muda dari 20 tahun lalu hingga saat ini masih sama,” sontak gurauan beliau menuai tepuk tangan dari para hadirin.
Beliau juga menceritakan perjalanan lulusan pesantren yang mulai terbuka pintu masuk untuk tidak kalah bersaing dengan lulusan non pesantren. Beliau juga memaparkan pentingnya kontribusi pesantren dalam menjaga keutuhan NKRI.
“Mengapa kita harus menjaga NKRI ini, karena dengan kita menjaga dan merawat negara kita ini maka ibadah kita akan aman, pesantren menjadi aman, lebih-lebih saat ini di pemerintahan sangat butuh sekali santri lulusan pondok pesantren” ujar beliau.
“Lulusan pesantren sekarang dapat berkontribusi bersama di pemerintahan maupun di bidang-bidang lainya, dulu lulusan pesantren tidak dilirik tapi dari tahun 90-an seluruh lulusan pendidikan sudah disetarakan dengan pendidikan formal,” lanjut beliau.
“Saya ini juga lulusan pesantren di Pamekasan Madura, saya hafal dhomir serta tasrifan” tegas Pak Mahfud. Selanjutnya beliau bercerita tentang masa nyantri kepada salah satu kiai di daerah madura. “Saya dulu sering diajak makan bersama dengan kiai saya, bisa makan bersama kiai dan makanananya enak-enak,” canda beliau.
Beliau juga bercerita tentang pengalam saat makan selalu ditambahkan nasi dan disuruh untuk melanjutkan makan. “Saya sudah kenyang kiai, kenapa ditambahkan? Saya tanya kepada kiai, akhirnya beliau mengatakan, ini batasan kebutuhan perut kamu, seenak apapun makannya, hanya ini yang kamu butuhkan, maka kamu tidak boleh jadi orang tamak,” cerita beliau.
“Santri boleh berada di pemerintahan daerah bahkan pusat, tapi jaga 2 pesan ini yaitu harus jujur dan jangan tamak. Dengan jujur saudara akan dipercaya, saya di saat apa pun berusaha jujur dan yang kedua adalah jangan tamak yaitu korupsi dan menjaga amanah rakyat,” tegas Pak Mahfud MD memberi pesan kepada seluruh santri.
Acara ditutup dengan sholawat Burdah, sholawat Tibbil Qulub dan Sholawat Isghol dipimpin langsung oleh Pak Mahfud MD dan diakhiri dengan doa oleh pengasuh.
Pewarta : Wildan Miftahussurur
Editor : Faizinuddin Faiz