Signifikansi Sanad Disiplin Ilmu
Setiap ada dinamika publik semisal covid 19 maka akan banyak bermunculan pendapat ahli dan pakar dari berbagai latar belakang.
Ada pakar agama yg memberikan fatwa atau dalil untuk melakukan identifikasi covid itu apa, dan bagaimana problem solvernya.
Ada pakar medis yg juga menjelaskan identitas covid 19 disertai tips menghindarinya.
Ada pakar psikologi yg menjelaskan efek wabah covid ini dan prediksi futuristik tentang perubahan tatanan baru cara berpikir manusia pasca wabah.
Saya juga ikut membaca, tetapi setiap kali hendak membaca sebuah tulisan saya selalu melihat latar belakang keilmuan sang penulis, hal ini untuk filter terhadap hoax atau hipotesa “ngawur” yang belum di teliti secara mendalam.
Dalam disiplin ilmu hadist kualitas pembawa informasi (rowi) lebih di kedepankan daripada substansi informasi (riwayat), mengapa demikian ? Sebab informasi yg buruk akan bermanfaat jika di kelola oleh ahli atau pakarnya karena dari situ akan di jadikan referensi bagaimana memperbaikinya, tetapi informasi baik akan berdampak negatif jika di jelaskan oleh bukan ahli dan pakarnya karena akan di tambah dengan hal-hal yg syarat kepentingan.
Maka membaca kitab dan buku akan berbeda dengan membaca status di media sosial , jika pendapat atau hipotesa di tulis dalam kitab atau buku maka pendapat atau hipotesa itu akan di tulis dengan hati2 dan pemikiran yg panjang serta referensi ilmiah yg kuat, dan jika pendapat atau hipotesa itu lemah atau ngawur maka kredibilitas penulis akan runtuh dan sulit di perbaiki, karena menarik kitab atau buku dari peredaran tidak semudah menghapus tulisan di media sosial.
Maka, membaca dan mencari ilmu pengetahuan di media sosial boleh saja , tetapi membaca kitab dan buku harus tetap menjadi referensi utama.
Kalau mau masak yg enak ya baca buku resep yg ditulis chef atau koki yg ahli dan pakar tentang masakan, jangan lihat status media sosial akademisi atau politisi yg sedang wisata kuliner, karena mereka hanya mampu membeli makanan enak, bukan mampu membuat makanan enak.
Kiai Dr. Mirh. Nadir Halimy, Pengurus LTNNU Jember Bidang Literasi & Kepustakaan, Pengasuh Pondok Pesantren MHI Bangsalsari.