Membangun Dakwah Offline atau Online
Sepesat dan sehebat apapun teknologi IT (Informasi dan Teknologi) melalui algoritma media sosial dalam menyebarkan dakwah, akan tetap saja kemampuannya, karena hanya berbatas dengan WiFi atau kuota data yang jangkauanya terbatas.
Berbeda jauh dengan sistem madrasah yang kokoh berdiri atau pondok pesantren baru yang ada di balik pojokan kampung-kampung. Dakwah madrasah dan pondok pesantren besifat jauh unggul; unlimited (tanpa batas), tak berbayar , dan tak mengenal masa tenggang sampai kapan pun daripada dakwah yang mengerahkan kemampuan dalam IT saja.
Mungkin sebagian kawan ada yang kurang setuju dalam membuat pondok pesantren dan madrasah lebih baik kekayaan di dalamnya yaitu dengan bantuan Support IT dan media sosial, ada benarnya tapi saya pribadi tidak sepakat dengan gagasan ini, karena banyak masyarakat awam yang tak pegang android atau bahkan tidak punya HP, tapi mereka rajin ngaji dan tak terkikis dengan faham-faham baru dan puritan menyeruak akhir-akhir ini.
Sehingga hal ini sama saja membangun madrasah atau pondok baru justru lebih jariyah lagi, Karena, tidak bisa di-blokir atau dinonaktifkan. luasnya kemampuan internet memang menguasai di bidang digital, akan tetapi tidak menjangkau kepada setiap kalangan dan maslahat-nya masih kalah jauh dengan kreatifitas madrasah-pondok yang berhasil mencetak kader santri tahunan yang siap membantu dan menyuplai keilmuan kepada masyarakat luas yang perkembangan dakwahnya bukan hanya offline tatap muka saja, namun menyebar luas dengan mengandeng IT media sosial pula.
Maka layak bagi masyarakat yang punya uang lebih untuk mensedekahkannya saja ke pondok dan madrasah untuk membantu dakwah komunal pesantren, khususnya lewat para santri, dengan niatan akan kelak menjadi benteng Islam orisinil terlepas dari maraknya pondok-pondok berbau Salafi-Wahabi, yang itu cuma unek-unek saya pribadi, artinya manfaat lebih mutaaddi madrasah baru dan pesantren lebih meyakinkan, sekalipun hitungan santrinya tak banyak dibanding dengan menguatkan di bidang IT, akan tapi perlu juga madrasah dan pesantren harus juga untuk maju di bidang dakwah baik offline terjun langsung, maupun online guna menyaingi paham-paham yang gencar berdakwah dengan memediakan media sosial sebagai senjata utamanya.
Oleh: K. Asep Jamaluddin Azzahied, Masyayikh Pondok Pesantren An-Nur H.A, Dewan Pengurus FMAA Jember, dan Dosen Ma’had Aly Nurul Qarnain.
Editor: Wildan Miftahussurur.