Perhiasan Golongan Muda
Bersolek dengan mengenakan outfit bermerek dan berkelas sudah menjadi trending di kalangan pemuda. Membeli dan mengenakan berbagai pakaian, perhiasan serta merawat tubuh dan wajah yang tidak sudah tak terhitung berapa isi dompet dihabiskan.
Budaya “menghias diri” yang menjamur di semua pemuda baik laki-laki maupun perempuan ini memang tidaklah aneh memang. Namun esensi sebenarnya yang perlu ditunjukan bukanlah dari segi penampilan dzahir saja, melainkan perhiasan yang terbesar serta paling utama adalah menjadi di dalam akal terlebih meningkatkan ilmu dan adab.
Bukan tanpa alasan, salah satu yang membedakan antara manusia dan ciptaan lainya adalah adanya pemberian akal dalam hati manusia. Akal pada diri manusia merupakan pondasi utama dalam memperoleh petunjuk khususnya dalam beragama, karena dengan adanya akal manusia dapat membedakan perkara yang hak dan perkara yang batil.
Rasulullah Saw. bersabda:
لكل شيئ عمل دعامة, ودماعة عمل المرئ عقله
Artinya: “Setiap sesuatu yang dikerjakan terdapat pondasi, dan pondasi amal seseorang adalah akalnya.”
Beberapa pendapat ulama menegaskan, bahwa akal merupakan tempat bagi ilmu yang diperoleh oleh manusia. Semakin sempurna akal dari seseorang maka ketawaduan dan keilmuanya semakin sempurna pula mengingat masa muda adalah masa paling baik untuk menimba ilmu dan akhlak yang puncaknya sebagaimana dikatakan Al Mawardi adalah dengan kadar akal inilah akan memberikan tolak ukur seberapa tinggi ibadahnya kepada Allah Swt.
Berbicara dengan perhiasan manusia dengan akalnya tidak akan berpaling kadar keilmuan, sudah masyhur dikenal, semakin tinggi ilmu seseorang maka semakin tinggi pula derajatnya. Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw. telah banyak menegaskan hal ini di dalam Alquran dan Assunah.
Menghiasi akal pada diri sesorang adalah harus dimulai memperbaiki diri lewat mencari ilmu dan mempraktekanya dengan akhlak dan adab sehari-hari, serta memperbanyak melakukan ibadah kepada Allah Swt. sebagaimana yang ditegaskan oleh Sayyidina Umar bin Khatab:
وقال عمر بن الخطاب رضي الله عنه: أصل الرجل عقله وحسبه عقله ومروءته خلقه
Artinya: Umar bin Khatab RA. Berkata “Asal (dasar) laki-laki adalah akalny, timbanganya adalah akalnya, dan muruahnya adalah akhaknya” (Abu Hasan Al Mawardi, Adabud Dunya wa Din, Darul Kitab Ilmiah, hal 5).
Menghiasi diri dengan pakaian dan perhiasan tidaklah salah sebagai bentuk memperindah ciptaan Allah Swt., namun perhiasan yang sejatinya pertama harus disempurnakan adalah akal dan akhlak dengan berbagai mencari berbagai ilmu dan amal.
Sebagai penutup, al Muntabi pernah melantunkan syair:
وما الحُسن في وجه الفتى شرفاً له … إذا لم يكن في طبعِه والخلائقِ
Artinya: Tidak ada kebaikan di wajah pemudia kemuliaan baginya*Apabila kebaikan itu tidak ada di sifat dan akhak-akhaknya.
Editor: Wildan Miftahussurur